17 Mei 2015

Jenis-jenis Baterai Kancing dan Cara Membaca Kodenya

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

1. Pendahuluan

Kali ini Saya akan berbagi informasi mengenai Jenis - jenis baterai kancing dan cara membaca kodenya..... Langsung saja Dibaca dan dipahami sendiri....

Jenis-jenis Baterai Kancing
Jenis-jenis Baterai Kancing dan Cara Membaca Kodenya – Baterai Kancing atau Button Cell yang juga sering disebut dengan Baterai Jam adalah Baterai yang berbentuk Silinder Tipis yang pada umumnya berdiameter 5mm sampai 20mm dengan ketinggian atau ketebalan sekitar 1mm sampai 6mm. Dikatakan Baterai Kancing karena bentuknya menyerupai sebuah kancing baju. Ada juga yang menyebutnya Baterai Koin (Coin Battery) karena bentuknya juga seperti sebuah Uang Logam (Koin).Karena Bentuknya yang relatif kecil, Button Cell atau Baterai Kancing ini sering digunakan pada perangkat Elektronik yang sifatnya Portable (dapat dibawa kemana-mana) seperti Jam Tangan, Kalkulator Saku, Remote Control Mobil dan juga Alat Bantu Pendengaran (Hearing Aids).



2. Jenis-jenis Baterai Kancing/Button Cell

Butten Cell atau Baterai Kancing yang umumnya dijumpai di Pasaran merupakan golongan Baterai Primer atau Baterai yang hanya dapat digunakan sekali saja (Single Use). Artinya Baterai Kancing (Button Cell) ini tidak dapat di isi ulang atau non-rechargeable. Meskipun ada juga jenis Baterai Kancing yang dapat diisi ulang (Rechargeable) tetapi jarang dijumpai di pasaran umum.
Berdasarkan Bahan Dasar Pembuatnya, Baterai Kancing (Button Cell) dapat dibagikan menjadi beberapa Jenis, diantaranya adalah Baterai Kancing Silver, Baterai Kancing Alkaline, Baterai Kancing Lithium, Baterai Kancing Zinc-Air dan Baterai Kancing Mercury. Tetapi seiring dengan semakin meningkatnya kepedulian terhadap kesehatan dan Lingkungan, Baterai Kancing Jenis Mercury telah dilarang oleh Parlemen Euro (EP) pada tahun 2013 sehingga saat ini sudah sangat jarang ada perusahaan yang memproduksi Baterai Kancing yang memakai bahan Mercury.



3. Cara Membaca Kode Baterai Kancing / Button Cell

Secara Umum, penamaan Baterai Kancing harus mengikuti Kode Huruf dan Angka yang ditentukan oleh Lembaga Internasional yaitu IEC (International Electrotechnical Commission) berdasarkan Tabel seperti dibawah ini :

Tabel 1. Kode Huruf Pertama (Bahan Kimia Pembuat Baterai Kancing)
Kode Huruf Nama Umum Elektroda Positif Elektroda Negatif Tegangan Nominal Keterangan

L
Alkaline Manganese dioxide Zinc 1.5 V
S Silver Silver oxide Zinc 1.55 V
P Zinc-air Oxigen Zinc 1.4 V
C Lithium Manganese Dioxide Lithium 3 V
B
Carbon Monofluoride Lithium 3 V
G
Copper oxide Lithium 1.5 V
M, N
Mercuric oxide Zinc 1.35 V / 1.40 V Dilarang Penggunaannya


Tabel 2. Kode Angka Digit Pertama atau Kedua (Ukuran Baterai Kancing)
Kode Angka Diameter (mm)
4 4.8
5 5.8
6 6.8
7 7.9
9 9.5
10 10
11 11.6
12 12.5
16 16
20 20
23 23
24 24.5
30 30.0

Dari Tabel 1 dan Tabel 2 diatas, maka kita dapat mengetahui Jenis dan Ukuran Baterai Kancing (Button Cell) dari Kode Huruf dan Angka yang diberikan. Berikut ini beberapa contoh pembacaan Kode Baterai Kancing

Contoh 1 
Panasonic Button Cell CR3032

Seperti Gambar diatas ini, terdapat Baterai Kancing / Baterai Koin buatan Panasonic dengan Kode CR3032 3V. Maka kita dapat menterjemahkan Kode tersebut seperti dibawah ini :
C             = Lithium
R             = Round (bulat)
30           = Diameter 30.0 mm
32           = Tebal 3.2 mm
3V          = 3 Volt

Contoh 2
Silver Oxide Baterai Kancing SR521SW

Gambar diatas menunjukan Baterai Kancing / Baterai Koin merek Sony dengan Kode SR521SW. Maka kita dapat menterjemahkannya menjadi :
S              = Silver
R             = Round (Bulat)
5              = 5.8 mm
21            = 2.1 mm
S              = Elektrolit Sodium hydroxide
W            = Watch (khusus untuk Jam Tangan)

Catatan :
Jika dibelakang Kode masih terdapat Kode lainnya seperti Contoh diatas maka Kode tersebut menandakan pengunaan bahan Elektrolit selain Organic :
P              =  Elektrolit Potassium hydroxide
S              = Elektrolit Sodium hydroxide Tidak ada huruf = Elektrolit Organik
Sedangkan huruf “W” menandakan Baterai Kancing / Baterai Koin tersebut khusus untuk Jam Tangan.

Kode-kode Baterai Kancing lainnya

Selain Kode huruf dan Angka yang ditentukan oleh Lembaga IEC, beberapa Produsen menggunakan Kode lain untuk Baterai Kancing buatannya.
Kode tersebut diantaranya :
AG          = Alkaline
SG          = Silver

1 mewakili Kode 621
2 mewakili Kode 726
3 mewakili Kode 736
4 mewakili Kode 626
5 mewakili Kode 754
6 mewakili Kode 920 atau 921
7 mewakili Kode 926 atau 927
8 mewakili Kode 1120 atau 1121
9 mewakili Kode 936
10 mewakili Kode 1130 atau 1131
11 mewakili Kode 721
12 mewakili Kode 1142
13 mewakili Kode 1154

Contoh 3
Coin battery AG13 (Baterai Kancing)

Baterai Kancing yang berkode AG13 dapat diterjemahkan menjadi :
AG          = Alkaline;
13           = 1154
Maka
11           = 11.6 mm
54           = 5.4 mm

Perlu diingat bahwa Tegangan atau Voltage Baterai Kancing adalah mengikuti bahan pembuatnya seperti yang tertera pada Tabel 1. Karena beberapa Produsen Baterai Kancing atau Baterai Jam ini tidak mencantumkan Tegangannya pada badan Baterai Kancing itu sendiri.

Sumbernya: TeknikElektronika.com
Sekian informasi yg bisa saya bagikan Mohon maaf bila saya Hanya Copas

Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Cara Menghitung Daya Listrik yang diperlukan Rumah

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Hai Sobat...
Kali ini Saya akan berbagi informasi mengenai cara menghitung daya listrik yg diperlukan rumah..
Langsung saja di baca ....
Cara Menghitung Daya Listrik yang diperlukan Rumah

Cara Menghitung Daya Listrik yang diperlukan Rumah – Setiap rumah yang sudah dialiri listrik pasti dilengkapi dengan Meter Listrik dan MCB (Miniature Circuit Breaker) yang dipasang oleh PLN. Fungsi Meter Listrik tentunya adalah mengukur seberapa besar Arus Listrik yang digunakan agar dapat menghitung tagihan listrik. Sedangkan MCB yang merupakan singkatan dari Miniature Circuit Breaker atau sering disebut dengan Breaker adalah alat yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang digunakan dan juga sebagai pengaman dalam Instalasi Listrik. Sebagai pengaman, MCB akan secara otomatis akan memutuskan arus listrik jika terjadi hubungan singkat (Short Circuit) dan juga memutuskan aliran listrik jika penggunaan daya listrik melebihi batas yang telah ditentukan.
PLN akan memasangkan Kapasitas MCB  sesuai dengan batas Daya Listrik yang diminta oleh pelanggan. Kita dapat melihatnya melalui tulisan Ampere (Satuan Arus Listrik) yang tertera di MCB tersebut.   Contohnya 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A dan lain sebagainya.  Untuk meng-konversi Arus Listrik tersebut ke Daya Listrik, kita perlu sedikit perhitungan berdasarkan Rumus dibawah ini :

Rumus Daya Listrik

Daya Listrik  = Tegangan  x Arus
Atau
Watt = Volt x Ampere
Jadi jika di MCB tertulis 10A, berapakah batas Daya Listrik yang diizinkan ?
Pada Umumnya, Tegangan Listrik yang dihasilkan oleh PLN Indonesia adalah 220V
Watt = 220V x 10A
Watt = 2200 Watt atau 2200VA

Pertanyaan selanjutnya adalah berapakah daya listrik yang diperlukan oleh rumah kita?
Sebagai Contoh, anda membangun rumah baru dan akan ingin melakukan pemasangan baru listrik PLN. Berapakah Daya Listrik yang diperlukan ?
Pertama, tuliskan peralatan listrik yang diperlukan dan daya listrik yang dikonsumsinya. Biasanya pada peralatan listrik yang bersangkutan sudah tertera Konsumsi Daya Listrik yang diperlukan.  Terdapat 2 jenis penulisan pada Label peralatan listrik, diantaranya adalah mencantumkan Watt atau Ampere.
Anda dapat menggunakan rumus daya listrik diatas (Watt = Volt x Ampere) untuk menghitung konversi Ampere ke Watt.

Contoh Peralatan Listrik yang diperlukan :

2 unit AC (Air Conditioner) 1 PK = 820 Watt x 2 Unit = 1.640 Watt
2 unit TV LED 32” = 55 Watt x 2 Unit = 110 Watt
1 unit Kulkas = 128 Watt = 128 Watt
1 unit Mesin Cuci = 300 Watt = 300 Watt
1 unit Rice Cooker = 400 Watt = 400 Watt
1 unit Kipas Angin = 60 Watt = 60 Watt
12 biji Lampu Penerang = 18 Watt x 12 biji = 216 Watt
-Total = 2.854 Watt
Kemudian kita jumlahkan semuanya, hasilnya adalah 2.854Watt.

Jadi Daya Listrik Listrik yang diperlukan adalah sekitar 2.854Watt atau 2.854VA, Jika dikonversikan menjadi arus listrik adalah sebagai berikut (Menggunakan Rumus Daya Listrik diatas) :
Arus = Watt / Volt
Arus = 2854 Watt / 220 Volt
Arus = 12,97 Ampere

Umumnya PLN hanya menyediakan beberapa pilihan standar Daya Listrik yaitu, 220VA (1A), 450VA (2A), 900VA (4A), 1300VA (6A), 2200VA (10A), 3500VA (16A), 4400VA (20A), 5500VA (25A) dan seterusnya.  Jadi Pengajuan permintaan Daya Listrik yang dianjurkan ke PLN adalah 3500VA atau 16A.

Hal yang perlu diperhatikan adalah makin tinggi Daya Listrik yang dipasangkan, makin tinggi pula biaya beban yang dikenakan. Oleh karena itu, kita perlu memilih pemasangan daya listrik yang sesuai dengan kebutuhan saja. Pemasangan Daya Listrik yang rendah atau tidak cukup akan mengalami kekurangan arus listrik dan akibatnya adalah sering loncatnya MCB (Breaker Listrik), hal ini dapat merusak peralatan listrik rumah kita. Sedangkan pemasangan Daya listrik yang terlalu tinggi akan mengakibatkan semakin tingginya tagihan listrik yang sebenarnya adalah merupakan suatu pemborosan biaya.

 Sumbernya : TeknikElektronika.com

Sekian informasi yg dapat saya bagikan .... Kurang lebihnya mohon maaf.

Wassalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh